Goth / Alternative Boots Show-off

Ehm... entri kali ini mohon dimaklumi, karena ini adalah entri bermodus pamer ( mohon pengertiannya.. hehehe).

Boots dan sepatu tidak dipungkiri merupakan barang wajib ang dimiliki setiap orang. Selain fungsinya sendiri yaitu untuk alas kaki, sepatu juga menjadi identitas ataupun "statement" yang walaupun tidak sevital KTP, namun tetap memberikan 'sesuatu' kepada si pemakai ( Sesuatu? wait... what?). Walaupun saya tidak secara eksklusif menyebut diri saya sebagai "goth", setidaknya saya memiliki ketertarikan terhadap aksesoris yang berhubungan dengan goth dan dark alternative, dalam hal ini termasuk sepatu dan boots, dan memang benar... boots dapat memperkuat aksen gothic pada si pemakai bila dipadukan dengan pakaian yang tepat.

Saya hanya memiliki 3 boots yang sepertinya sedikit-banyak bisa masuk ke dalam kategori gothic boots, dalam konteks yang menyatakan "boots yang sering dijumpai dalam goth subculture". Saya akui produk ini memang bukan hal yang mudah dicari, mengingat pangsa pasarnya lebih kepada kalangan minat khusus. Begitu juga pemakaiannya yang cenderung "ribet" bila dibandingkan dengan sepatu biasa.

So, shall we begin?

PLATFORM BOOTS dengan BUCKLE, STUDS, dan SPIKE

Ini merupakan boots pertama saya. Diproduksi oleh salah satu produsen alt. clothing lokal ( mostly metal ) METALCORPS. Desainnya sendiri sedikit-banyak terinspirasi dari new rocks ( ada polemik soal plagiarisme yang dikatakan beberapa commenters di page nya, walaupun begitu produknya cukup bagus dan awet. ). 

Penampilan bootsnya lumayan eye-catchy. Bahan dari latex,spike berjajar membujur dari bawah ke atas dan menyembul di antara strap. Ada 6 strap yang masing-masing memiliki studs bundar dan terhubung melalui ring, dengan buckle yang standar. Dibawah strap ada tali-tali. Sekilas pemakaiannya terlihat ribet ( mengikat tali, lalu menghubungkan strap dengan buckle) namun untungnya ada resleting di bagian betis dalam, sehingga tidak perlu bongkar-bongkar strap dan tali saat melepas dan memakainya kembali. Saya kurang bisa mengira-ira berat boots ini, namun untuk pemakaian pertama saya rasa cukup berat, mungkin karena belum terbiasa. 

Saya juga menambahkan aksen tulang jemari kaki yang saya cat menggunakan cat akrilik.

MILITARY LEATHER COMBAT BOOTS.

Boots ini merupakan hasil thrifting. Sebuah boots kulit yang sepertinya dari militer ( terdapat embos ABRI di sol nya). Lumayan tebal. Kondisinya sendiri lumayan masih baik, walaupun beberapa bagian ada yang lusuh dan tergores, tapi menurut saya itu malah lebih baik ( worn details are so cool.. haha ). 

Boots ini merupakan yang paling sering saya pakai. Ringan namun tangguh serta kuat. Tidak terlalu gerah di kaki saat dipakai. Saya juga memberikan "sentuhan pribadi" pada boots ini berupa gambar kelelawar, kata Clan of  Xymox di bagian kiri serta Dead Can Dance di kanan ( keduanya merupakan beberapa band favorit saya ) , jaring laba-laba, dan simbol ankh menggunakan cat akrilik, serta aksen besi di sol belakang.

WINKLEPICKER-ISH BUCKLE BOOTS

Boots ini merupakan yang paling saya sukai. Dibuat menurut desain saya sendiri oleh CUBOCREATE, produsen alt. boots lokal. Boots ini saya pesan karena saya sangat ingin mempunyai satu item yang sangat mencirikan trad-goth/deathrock. Walaupun tidak se-lancip winklepickers pada umumnya, so far hasilnya memuaskan.

Bahan dari kulit sapi, penampilan boots ini simple namun tetap eye-catching. Terdiri dari 10 strap pada masing-masing sepatu dengan buckle yang standar. Pemakaiannya lumayan repot, terlebih bila harus dilepas lalu dipakai lagi. Sebelum strap dikunci dengan buckle saya harus menaikkan zippernya dulu, lalu mengunci strap dengan buckle satu persatu. Sol nya pendek dan agak datar, seperti winklepickers pada umumnya. Ujungnya kerucut namun tidak terlalu lancip. Sepatu ini lumayan ringan, tapi entah kenapa susah untuk dipakai berlari. Bagian dalamnya lembut dan nyaman.

Itulah tiga boots saya yang sedikit-banyak mungkin bisa masuk kategori. Here's a picture of me wearing one of those :

With Love and Dementia,



SATURNUS

Interesting links:

Bands I like : Sopor Aeternus and the Ensemble of Shadows

Sumber

" I truly hope that there isn't anything after Death. Life is short, often painful, and Death is the end of it. I think it's best if you look at it this way. "
 -- Anna Varney Cantodea
" INDAH !" Mungkin ini yang bisa menggambarkan ekspresi saya saat pertama kali mendengar musik yang terlahir dari bakat luar biasa dari seorang Anna Varney Cantodea, sebuah musik bergenre Darkwave ( walau sebenarnya terdapat unsur-unsur lain dalam musiknya seperti neo-medieval, baroque, bahkan folk ) yang begitu ciamik.. begitu.. cetar membahana ! Sejumlah besar lagu Sopor ( sebutan singkat untuk Sopor Aeternus ) memang sangat atmosferik, terlebih untuk early release nya " .. Ich Tote Mich Jedesmal.. " ( judul lengkapnya "...Ich töte mich jedesmal aufs Neue, doch ich bin unsterblich, und ich erstehe wieder auf; in einer Vision des Untergangs..."  yang artinya "...I kill myself every time anew, but I am immortal, and I rise again; in a vision of Doom.." ). Sebuah album awal yang .... mungkin bisa membantu kita dalam proses membangkitkan mayat hidup.. just kidding :)

Mengingat saya tidak berkapasitas sebagai kritikus musik profesional, saya akan memberikan opini saja menurut apa yang saya rasakan saat menikmati musiknya dalam konteks seorang pendengar awam. Sebelum Ich Tote Mich, lagu yang saya dengarkan pertama kali adalah "La Mort D'arthur" dari album Les Fleurs Du Mal. MIND BLOWN !! Saya langsung merasakan atmosfir medieval ( atau baroque.. atau apalah itu.. maaf kalau secara historikal kurang akurat ) yang kuat. Lagu ini mempunyai tekstur yang lumayan unik, terutama yang paling saya suka adalah penggunaan choir serta vokal Anna Varney sendiri. Dentang - dentang bell di awal lagu juga sangat indah, durasi lagu kurang dari 3 menit, namun terasa lengkap dan pas. Dari sinilah saya mulai tertarik pada musik yang dipersembahkan Sopor Aeternus dan terutama sosok tunggal dibalik terbentuknya karya-karya indah tersebut. 




Selain musiknya, Sopor Aeternus dikenal karena kepribadian unik dan sosok Anna Varney sendiri. Seorang Transgender yang terlahir sebagai laki-laki namun ia lebih suka direferensikan sebagai wanita. Dia juga dikatakan pernah mengalami "Out-of-body-experience", mengalami tindak kekerasan dari orangtua dan teman-temannya saat masih kanak-kanak, dan mempunyai riwayat penyakit kanker. 

Anna yang tidak diketahui nama asli dan tahun lahirnya ini memiliki kepribadian yang amat kompleks. Dikatakan bahwa ia dengan sukarela mengasingkan diri dari dunia luar dan memiliki ketidaksukaan pada manusia. Ia menyatakan tidak akan pernah dan tidak berkeinginan untuk menggelar konser didepan "manusia", Namun sepertinya Ia memiliki hubungan yang cukup dekat dengan penulis asal Amerika Raven Digitalis. Unsur misantropik ini semakin kental saat dituangkannya ke dalam setiap karya musik yang ia buat. Ia sering meramu ulang material lama, sehingga cukup jelas bahwa Varney adalah seseorang yang sangat idealis. 

Sopor Aeternus juga dikenal memiliki konsep visual yang sangat.. gelap. Meskipun hanya memiliki beberapa klip video, kesemuanya bisa dibilang digarap secara sangat apik. Ciri khas dari karya visual Sopor Aeternus adalah penggabungan layer demi layer footage dan slideshow yang artistik. Hal yang sama juga berlaku untuk album art, booklet, dan konsep visual Sopor secara keseluruhan. Menjadi sebuah paket karya seni yang sangat jarang, unik, dan luarbiasa indah. 












Musik yang ia buat sebenarnya lebih berupa tindakan penyembuhan diri. Anna Varney sendiri menyatakan bahwa ia membuat musik semata-mata hanya untuk dirinya sendiri sebagai terapi. Konsep yang sangat individual ini juga diperkuat dengan unsur spiritual Anna Varney. Ia adalah seseorang yang sangat relijius, seorang Pagan yang memusatkan pemujaannya pada Jupiter dan Saturnus yang kemudian simbolnya disatukan menjadi "Jusa" yang muncul di tiap rilisan-rilisan Sopor Aeternus sekaligus menjadi simbol spiritualitas, estetika, dan kepribadian Anna Varney dan musiknya. 


Simbol Jupiter dan Saturnus yang disatukan menjadi "Jusa"
Source

Hal lain yang membuat saya tertarik pada musik Sopor Aeternus adalah adanya tema-tema yang mengusung "Bear". Hehehe.. ahem, sebagai seorang bear lover tentu ini hal yang amat menarik untuk saya. Tema ini mulai muncul di album Les Fleurs Du Mal, dan paling dominan di album trilogi A Tryptichon Of Ghost, terutama di part 1: A Strange Thing To Say, dan part 2: Have You Seen This Ghost ?  yang lebih berkesan romantis. 



"... Where he had to sit on my Shoulders all Sweat & sighs,my head embedded firmly between his strong warm thighs.Perhaps all this got me somewhat predisposed...... for butch guys, Bears and things you're not supposed to do..." 
SOPOR AETERNUS - POWDER. 


" I could be like a snowflakefallen all the way from heaven into a magpie's nest,
only to place my powdered cheek gently upon his hairy chest.
I could be his Maiden Marianne gift-wrapped in cloak and silken hood,
oh, a robin-redbreast sitting high up in the tree-tops ...-
of his mo(u)rning wood."
I need, I need a silver-furreda sugar sugar-daddy-bear,
someone who loves the front of me,
who likes to pay and loves to care.
A frizzly ursus, strong but cute,
adorable in leather, denim or tweed-suit.
I'd polish silver, 'cause I long to be spooned
on the dark, dark side of the palest moon ... "
SOPOR AETERNUS - POLISHING SILVER

To sum it up, Sopor Aeternus dengan segala keunikan dan kompleksitas Anna Varney Cantodea merupakan suatu pengalaman musikal dan artistik yang sangat spesial serta berkesan. Bisa dibilang Sopor Aeternus adalah proyek musik yang one of a kind, sangat jarang dan bahkan mungkin tidak ada musik lain bisa menyamai Sopor Aeternus, bahkan dalam scene Goth yang memiliki beribu keunikan disana sini.

...dan sebagai salah satu pengagum, a photo of me with outfit inspired by the amazing Anna Varney Cantodea ;) .


Interesting links:
OFFICIAL LINKS:
http://www.soporaeternus.de/
https://www.facebook.com/sopor.aeternus.offiziell
https://myspace.com/soporaeternusofficial
http://www.youtube.com/user/soporvideoarchive